Saudariku muslimah…yang semoga senantiasa mendapatkan rahmat dan hidayah dari Allah Ta’ālā serta perlindungan dan naungan pada hari kiamat kelak ketika tak ada lagi naungan kecuali naungan-Nya. Bersyukurlah karena pada hari ini, kita masih di tempat yang sama…di bumi yang penuh dengan segala kenikmatan dan kesibukan yang melalaikan. Kita masih di bawah langit yang senantiasa menaungi kita.Kita masih merasakan udara yang bisa kita hirup setiap saat.Sesungguhnya inilah tetesan kenikmatan diantara lautan kenikmatan yang Allah limpahkan kepada para hamba-Nya.Oleh karenanya, hendaklah setiap hambasenantiasa mengingat dan mensyukuri nikmat-Nya.
Di antara nikmat yang begitu besar pada umat Islam adalah nikmat Al Qur’an yang Allah turunkan dan ajarkan kepada hamba-hamba-Nya untuk menjadi petunjuk.Allah Ta’ālā berfirman yang artinya, “Dan Kami turunkan Kitab (Al Quran)kepadamu untuk menjelaskan segala sesuatu, sebagai petunjuk serta rahmat dan kabar gembira bagi orang yang berserah diri,” (QS.An-Nahl:89).
Allah jadikan Al-Qur`ansebagai pedoman hidup manusia. Dia menjadi pijakan tatkala berkata dan beramal.Oleh karena itu, jadikan ia menetap dalam hati dengan hendaknya dibaca secara rutin, dihafalkan, direnungkan, dan diamalkan. Hadirkanlah hati tatkala membacanya, karena dengan begitu setiap lantunan kalāmullāhakan masuk ke dalam dada orang mukmin, menjadi nahkoda tatkala mengarungi bahtera kehidupan nan penuh dengan ujian. Bukanlah dalam kondisi hati yang sibuk dengan dunia sehingga bacaannya hanya melewati kerongkongan dan menghilang tanpa bekas.
Al-Qur`an adalah ilmu yang sangat agung dan ilmu tidak akan masuk pada hati yang kotor, sebagaimana perkataan Syaikh Shalih ibn ‘Abdillāh ibn Hamd Al-‘Ushaimiy, “Barangsiapa yang menginginkan untuk memperoleh ilmu maka hendaknya dia memperbagus hatinya dan membersihkan hatinya dari kotoran-kotorannya.Ilmu adalah permata yang lembut dan dia tidaklah pantas pada hati kecuali hati yang bersih.”
Allah memerintahkan kepada para hamba-Nya untuk menghafal Al-Qur`an karena adanya segala keutamaan yang ada padanya, keutamaan bagi para penghafalnya, dan balasan yang akan kekal pada hari kiamat nantinya.Jikalau engkau lihat dan bayangkan betapa sulit menghafalnya maka hal itu akan terasa sulit, namun jika kau yakin dan berusaha serta berdoa maka hal sulit pun akan menjadi mudah dengan kehendak-Nya, karena Allah itu sesuai dengan persangkaan hamba terhadap-Nya.
Dari Abu Hurairah radhiyallāhu ‘anhu, ia berkata bahwasanya Nabi shallallāhu ‘alayhi wa sallam bersabda, “Aku sesuai persangkaan hamba kepada-Ku,” (Muttafaqun ‘alaih).
Allah Ta’ālāberfirman yang artinya, “Dan sesungguhnya telah Kami mudahkan Al-Qur`an untuk menjadi peringatan dan pengajaran, maka adakah siapa yang mau mengambil peringatan dan pelajaran (daripadanya)?” (QS. Al-Qamar: 17).
Syaikh ‘Abdurrahman ibn Nāṣir As-Sa’dī menjelaskan tafsir ayat tersebut, “Dan kami mudahkan Al-Qur`an yang Mulia ini lafazh-lafazhnya untuk dihafal dan dilaksanakan serta makna-maknanya untuk dipahami dan diketahui karena dialah sebaik-baik perkataan dalam lafazhnya, paling benar dalam maknanya, dan paling jelas dalam penjelasannya,” (Tafsir Surat Al-Qamar).
Keutamaan Penghafal Al-Qur`an
- Orang yang menghafal Al-Qur`an berarti ia telah diberikan ilmu yang paling agung.
Allah telah menjadikan mereka sebagai penjaga wahyu-Nya. Dia berfirman yang artinya, “Sebenarnya (Al-Qur`an) itu adalah ayat-ayat yang jelas di dalam dada orang-orang yang berilmu,” (Al ‘Ankabūt: 49).
- Allah mengangkat derajat-derajat dalam menapaki surgabagi para penghafal Al Quran.
Sahabat Abdullah bin Amru bin Ash radhiyallāhu ‘anhu berkata bahwasanya Rasulullah shallallāhu ‘alayhi wa sallam bersabda, “Dikatakan kepada penghafal Al-Qur`an, “Bacalah dan naiklah dan bacalah dengan tartil sebagaimana kamu membacanya dengan tartil di dunia.Sesungguhnya tempatmu terletak pada akhir ayat yang kamu baca,”” (HR.Abu Dawud, At Tirmidzi, dan Ahmad).
- Orang yang menghafal Al-Qur`an berarti telah mengumpulkan warisan kenabian.
Sahabat Abdullah bin Amru bin Ash radhiyallāhu‘anhu berkata bahwasanya Rasulullah shallallāhu ‘alayhi wa sallam bersabda, “Barangsiapa yang hafal Al-Qur`an maka dia telah mendekati areal kenabian di antara dua sisinya, hanya saja dia tidak diberi wahyu,” (HR. Al Hakim 1/738 dan Baihaqi ).
- Orang yang menghafal Al Quran akan mendapat syafa’at pada hari kiamat.
Dari Abi Umamah berkata, “Aku mendengar Rasulullah shallallāhu ‘alayhi wa sallambersabda, “Bacalah Al-Qur`an karena sesungguhnya ia akan datang pada hari Kiamat nanti dan menjadi penolong bagi para pembacanya.””
Kiat Mudah Menghafal Al-Qur`an
Sebenarnya banyak kiat yang dapat dilakukan seseorang dalam menghafal Kitābullāh, beberapa kiat di antaranyasebagai berikut:
- Ikhlas
Ikhlas dalam menempuh jalan menuju Allah Ta’ālā adalah rahasia untuk mendapatkan taufiq dan dibukakannya hati oleh Allah Ta’ālā dalam perjalanan menuntut ilmu.Dia berfirman yang artinya, “Katakanlah, “Sesungguhnya aku diperintahkan agar menyembah Allah dengan penuh ketaatan kepada-Nya dalam (menjalankan) agama,”” (QS. Az-Zumar: 11).
Siapa saja yang menghafal Al Quran dengan tujuan agar ia disebut hafizh, berbangga-bangga dengannya karena riya’, atau agar dipuji maka ia tidak mendapat pahala bahkan berdosa. Nabi shallallāhu ‘alayhi wa sallam bersabda, “Sesungguhnya yang pertama kali diadili pada hari kiamat nanti adalah tiga golongan manusia.” (Kemudian beliau menyebutkan salah satunya) “Seseorang yang mempelajari ilmu dan mengajarkannya serta menghafal Al-Qur`an. Kemudian ia dibawa ke hadapan Allah Ta’ālā lalu disebutkanlah nikmat-nikmat Allah itu kepada dirinya dan ia pun mengakuinya.Lalu Allah berkata,“Untuk apa engkau gunakan nikmat tersebut?”Ia menjawab, “Aku mempelajari ilmu dan mengajarkannya serta membaca Al-Qur`an karena-Mu semata.” Allah berkata.“Engkau dusta, akan tetapi (engkau melakukan itu-ed) supaya orang-orang berkata bahwa fulan adalah seorang qari’, dan memang telah dikatakan demikian.” Kemudian, diperintahkanlah agar ia diseret di atas wajahnya, lalu dilemparkan ke dalam Neraka,”(Shahīh Muslim VI/47).
Apabila seorang menghafal Al-Qur`an semata-mata karena Allah niscaya ia akan merasakan kebahagiaan yang tidak ada tandingannya di dunia yang dapat mengecilkan setiap kesulitan yang ada.
- Memilih waktu yang tepat
Hendaknya seorang penghafal Al-Qur`an mencari waktu yang tepat, yaitu saat keadaan tenang dan pikiran tidak galau bukan di saat gaduh, sempit, maupun jenuh. Berdasarkan pengalaman, waktu yang ideal untuk menghafal adalah waktu sahur dan setelah shalat shubuh, sebab saat itu pikiran sedang jernih dan badan segar.
- Memilih tempat yang tepat
Syaikh ‘Abdul ‘Aziz ibn Muhammad ibn ‘Abdillāh As-Sadhan berkata, “Masing-masing penuntut ilmu berbeda-beda ketika menghafal, sebagian dari mereka mengatakan, “Saya lebih siap untuk menghafal ketika di masjid daripada di rumah”. Sebagian lagi mengatakan, “Saya lebih siap untuk menghafal ketika di rumah daripada di masjid”.Oleh karenanya tolak ukur dalam masalah ini adalah bahwa kamu pilih waktu dan tempat yang sesuai, baik di masjid atau di rumah atau di perpustakaan umum atau di kebun.Perkara ini kembali kepada setiap penuntut ilmu sesuai apa yang dia dapati yang paling bermanfaat baginya.”
- Hanya menggunakan satu cetakan mushaf Al-Qur`an
Jika telah menghafal dengan suatu jenis mushaf maka jangan diganti dengan cetakan lain sehingga nantinya akan membingungkan letak-letak ayat yang telah meresap dalam ingatan sesuai tata cara penyusunan halamannya.
- Menghindari maksiat
Senantiasa mengerjakan ketaatan dapat menerangi hati dan mendatangkan ketenangan jiwa sehingga siap untuk menerima hafalan. Sebaliknya, jika melakukan kemaksiatan maka hati akan sulit menerima. Imam Syafi’irahimahullāh berkata, “Aku mengeluhkan buruknya hafalanku kepada Waki’. Lalu ia menunjukiku agar meninggalkan maksiat.Ia memberitahukan kepadaku bahwa ilmu adalah cahaya dan cahaya Allah tidak akan diberikan kepada pelaku maksiat.”
- Merutinkan murāja’ah (mengulangi hafalan)
Murāja’ah adalah kaidah penting dalam menghafal Al-Qur`an. Dari Abu Musa Al-‘Asy’ari radhiyallāhu ‘anhu, dari Nabi, beliau bersabda, “Jagalah hafalan Al Quran.Demi Dzat yang jiwaku berada di tangan-Nya, sungguh ia lebih cepat terlepas daripada unta di tambatannya,” (HR. Bukhari dan Muslim).
- Bersandar kepada Allah dengan berdoa dan memohon pertolongan-Nya
Bersandar kepada Allah setelah berusaha adalah obat yang paling mujarab karena Allah-lah yang memiliki segalanya. Segala kesulitan yang dihadapi tatkala menghafal akan menjadi mudah dengan izin Allah. Allah berfirman, “Dan apabila hamba-hamba-Ku bertanya kepadamu (Muhammad) tentang Aku maka sesungguhnya Aku dekat.Aku kabulkan permohonan orang yang berdoa apabila dia berdoa kepadaKu,” (QS. Al Baqarah: 186).
Para Penghafal Al-Qur`an dari Kalangan Sahabat radhiyallāhu ‘anhum
- Abu Bakar Ash-Shiddiq radhiyallāhu ‘anhu
- Umar bin Khaṭṭab radhiyallāhu ‘anhu
- Utsman bin Affan radhiyallāhu ‘anhu
- Ali bin Abi Ṭalibradhiyallāhu ‘anhu
- ‘Abdullah bin Amru bin Ash radhiyallāhu ‘anhu
Tentu masih banyak lagi para penghafal Al Quran dari kalangan sahabat, tabi’in, tabi’uttabi’in maupun para generasi zaman ini bahkan dengan banyaknya keterbatasan.Oleh karena itu, marilah berlomba-lomba dalam meraih keutamaan menghafal Al-Qur`ansebelum tertutup pintu-pintu keutamaan tersebut dengan datangnya hari berakhirnya semua amal. Wallāhu Musta’an.
Referensi:
- Al-Qur`an Al-Karīm
- Taysīru Al-Karīmi Ar-Rahmān fīTafsīri Kalāmi Al-Mannān, ‘Abdurrahmān ibn Nāṣir As-Sa’dī, Dār Ibn Al Jauziyyah.
- Yā Ṭaaliba Al-‘Ilmi Kayfa Taḥfazh Kayfa Taqra’ Kayfa Tafham, ‘Abdul ‘Aziz ibn Muhammad ibn ‘Abdillaah As-Sadhan, 23.
- Petunjuk Praktis Menghafal Al Quran, Mustafa Qasim At-Ṭahtawi, Pustaka Dārun Nida’.
- Cara Mudah Menghafal Al Quran, Yahya bin ‘Abdurrazzaq Al-Gautsani, Pustaka Imam Syafi’i.
Penulis: Lilis Mustikaningrum